Blog Archive

Arduino Indonesia. Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

Supported by Electronics 3 in 1

1. Jasa pencetakan PCB single layer dengan harga paling murah.

(Metode Pembuatan dengan Transfer Toner)
>PCB design sendiri (siap cetak) : Rp.150,-/Cm2
>PCB design dari kami : Rp.250,-/Cm2

(Metode Sablon Full Masking dan Silk Screen minimal pemesanan 100 Pcs)
>PCB design sendiri (siap cetak) : Rp.200,-/Cm2
>PCB design dari kami : Rp.250,-/Cm2

2. Jasa perancangan, perakitan, dan pembuatan trainer pembelajaran elektronika untuk SMK dan Mahasiswa.

3. Jasa perancangan, perakitan, dan pembuatan berbagai macam kontroller, sensor, aktuator, dan tranduser.
>Design Rangkaian / Sistem Elektronika
>Design Rangkaian / Sistem Instrumentasi
>Design Rangkaian / Sistem Kendali
>Kerjasama Riset (data atau peralatan)
>Kerjasama Produksi Produk-Produk KIT Elektronika
>Produksi Instrumentasi Elektronika

4. Jasa Pembuatan Proyek, Tugas Akhir, Tugas Laboratorium, PKM, Karya Ilmiah, SKRIPSI, dll

Like My Facebook

Popular Posts

Rabu, 05 Juni 2024

Membuat Sistem Pengairan Otomatis dengan Arduino: Proyek untuk Anak-anak

Membuat sistem pengairan otomatis dengan Arduino adalah proses merancang dan membangun sebuah sistem yang secara otomatis mengatur pengairan tanaman menggunakan teknologi Arduino. Pada konteks ini, Arduino digunakan sebagai pengontrol utama yang mengatur kapan dan berapa banyak air yang diberikan kepada tanaman berdasarkan berbagai parameter seperti kelembaban tanah, suhu dan waktu. Proyek ini tidak hanya mengajarkan konsep dasar pemrograman dan elektronika, tetapi juga memberikan pemahaman tentang pentingnya pengairan dalam pertanian dan pengelolaan sumber daya air.



Baca juga : Membuat Pengukur Jarak Ultrasonik dengan Arduino: Proyek Anak-anak

 

Bahan dan Alat yang Dibutuhkan

1. Arduino Uno

2. Sensor kelembaban tanah untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah.

3. Pompa air mini untuk mengalirkan air ke tanaman.

4. Relay modul untuk mengontrol pompa air.

5. Breadboard dan kabel jumper untuk menghubungkan berbagai komponen yang dibutuhkan.

6. Catu daya dapat berupa baterai atau adaptor daya untuk Arduino.

7. Selang kecil untuk mengarahkan aliran air dari pompa ke tanaman.

8. Komputer dengan Arduino IDE untuk memprogram Arduino.

9. Tanaman dalam pot untuk mengaplikasikan sistem pengairan otomatis.

Langkah-langkah Pembuatan Sistem Pengairan Otomatis dengan Arduino

1. Pahami Cara Kerja Sistem

Sensor kelembaban tanah akan mengukur tingkat kelembaban tanah secara terus-menerus. Data dari sensor ini akan dikirimkan ke Arduino. Ketika kelembaban tanah turun di bawah ambang batas tertentu, Arduino akan mengaktifkan relay yang akan menyalakan pompa air. Pompa air akan menyiram tanaman hingga tanah mencapai tingkat kelembaban yang diinginkan.

2. Merakit Sensor Kelembaban Tanah

Sensor kelembaban tanah memiliki tiga pin, yaitu VCC, GND dan SIG. Berikut ini langkah-langkah untuk menghubungkan sensor ini ke Arduino:

• Hubungkan pin VCC dari sensor ke pin 5V di Arduino.

• Hubungkan pin GND dari sensor ke pin GND di Arduino.

• Hubungkan pin SIG dari sensor ke pin A0 di Arduino.

3. Menghubungkan Relay dan Pompa Air

Relay modul bertindak sebagai saklar untuk mengontrol pompa air dengan sinyal dari Arduino. Berikut ini cara menghubungkannya:

• Hubungkan pin VCC dari relay ke pin 5V di Arduino.

• Hubungkan pin GND dari relay ke pin GND di Arduino.

• Hubungkan pin IN dari relay ke pin digital 7 di Arduino.

• Hubungkan pompa air ke terminal COM dan NO pada relay. Pastikan untuk mengikuti petunjuk keamanan listrik saat menghubungkan pompa air.

4. Menghubungkan Pompa Air ke Sumber Daya

Pompa air memerlukan daya yang lebih tinggi daripada yang dapat disuplai oleh Arduino, sehingga memerlukan sumber daya eksternal:

• Sambungkan salah satu kabel dari pompa air ke terminal COM di relay.

• Sambungkan kabel lainnya dari pompa air ke terminal NO di relay.

• Sambungkan terminal COM lainnya di relay ke positif dari sumber daya eksternal.

• Sambungkan terminal NO lainnya di relay ke negatif dari sumber daya eksternal.

5. Menulis Kode Programu

Tulis kode program untuk mengontrol sistem pengairan. Berikut ini contoh kode program sederhana yang dapat digunakan:

 

const int sensorPin = A0;   // Pin analog untuk sensor kelembaban tanah

const int relayPin = 7;     // Pin digital untuk relay

int sensorValue = 0;        // Variable untuk menyimpan nilai dari sensor

void setup() {

  Serial.begin(9600);       // Memulai komunikasi serial

  pinMode(relayPin, OUTPUT); // Mengatur pin relay sebagai output

  digitalWrite(relayPin, LOW); // Memastikan relay mati

}

void loop() {

  sensorValue = analogRead(sensorPin); // Membaca nilai dari sensor kelembaban tanah

  Serial.println(sensorValue);         // Menampilkan nilai sensor di Serial Monitor

 

  if (sensorValue < 400) { // Jika nilai kelembaban di bawah 400

    digitalWrite(relayPin, HIGH); // Aktifkan relay (pompa menyala)

  } else {

    digitalWrite(relayPin, LOW);  // Matikan relay (pompa mati)

  }

  delay(1000); // Jeda 1 detik sebelum pembacaan berikutnya

}

 

6. Memprogram Arduino

• Hubungkan Arduino ke komputer menggunakan kabel USB.

• Buka Arduino IDE dan salin kode di atas ke dalam editor.

• Pilih jenis papan dan port yang sesuai di menu Tools.

• Unggah kode ke Arduino dengan mengklik tombol Upload.

7. Menguji Sistem

• Isi pot tanaman dengan tanah dan tanam tanaman kecil.

• Tempatkan sensor kelembaban tanah di dalam pot, pastikan bagian sensor yang sensitif terhadap kelembaban terkubur dalam tanah.

• Sambungkan selang kecil dari pompa air ke tanaman.

• Nyalakan sumber daya eksternal untuk pompa air.

• Amati sistem bekerja: ketika tanah kering, sensor akan mengirimkan sinyal ke Arduino untuk mengaktifkan pompa air, dan ketika tanah cukup lembab, pompa akan mati.

8. Penyempurnaan dan Modifikasi

• Menambah layar LCD untuk menampilkan nilai kelembaban tanah secara langsung.

• Menggunakan Wi-Fi modul untuk mengontrol sistem melalui smartphone atau aplikasi web.

• Penggunaan solar panel sebagai sumber daya alternatif yang ramah lingkungan.

• Sistem pengairan lebih kompleks menggunakan beberapa sensor dan pompa untuk berbagai pot tanaman.

 

Baca juga : Cara Membuat Detektor Hujan dengan Arduino untuk Proyek Anak-anak

 


 

 

 

 

 

 

Siap Untuk Membuat Proyek Impianmu Menjadi Kenyataan?

Klik di sini untuk chat langsung via WhatsApp dan dapatkan dukungan langsung dari tim ahli kami!

 

 

0 on: "Membuat Sistem Pengairan Otomatis dengan Arduino: Proyek untuk Anak-anak"