Penemuan mikrokontroler menjadi suatu revolusi tersendiri bagi industri elektronika. Mikrokontroler merupakan sebuah komponen elektronika yang bisa diprogram. Dengan satu rangkaian mikrokontroler saja, kita bisa menciptakan alat dengan berbagai macam tujuan yang berbeda hanya dengan mengubah programnya, bukan hardwarenya. Kepraktisan inilah yang membuat mikrokontroler menjadi komponen yang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Jenis – jenis Bahasa Pemrograman Mikrokontroler
Ada banyak bahasa pemrograman yang bisa digunakan untuk memprogram sebuah mikrokontroler. Jika dilihat dari tingkatan bahasanya, dalam pemrograman suatu mikrokontroler terdapat tiga tingkatan bahasa pemrogaman, antara lain :
• Bahasa Mesin
• Bahasa
Assembly
• Bahasa Tingkat Tinggi
Bahasa mesin merupakan bahasa yang dipahami oleh komputer. Kode yang terdapat pada bahasa ini berupa kode bilangan biner yang bisa diproses oleh mikroprosesor, jadi sulit dipahami oleh manusia. Pada umumnya bahasa mesin bersifat spesifik, yaitu tidak lintas jenis mikrokontroler sehingga suatu jenis mikroprosesor memiliki bahasa pemrograman yang berbeda dengan jenis mikroprosesor lainnya. Ekstensi file bahasa mesin berupa .hex, karena untuk kepentingan manusia yang memprogram kode biner dikonversikan menjadi kode bilangan heksadesimal.
Bahasa
Assembly merupakan bahasa yang terdiri dari instruksi berupa representasi
mnemonic dan kode bilangan biner dari bahasa mesin. Pada umumnya, mnemonic
berupa singkatan tiga atau empat huruf dari kata yang mewakili suatu instruksi.
Contoh dari instruksi Assembly sebagai berikut :
• SUB merupakan kode assembly untuk instruksi subtract, yaitu mengurangkan suatu angka dari angka lain.
• CBI
merupakan kode assembly untuk instruksi clear bit I/O, yaitu memberi logika nol
pada suatu pin I/O digital.
Pada bahasa assembly, instruksinya diterjemahkan menjadi bahasa mesin oleh perangkat lunak assembler. Bahasa assembly juga spesifik untuk suatu jenis mikroprosesor tertentu, sama seperti bahasa mesin. Namun, bahasa assembly masih terlalu berorientasi mesin, sehingga susah dipahami oleh manusia.
Bahasa tingkat tinggi merupakan bahasa yang lebih mudah dipahami. Bahasa ini memiliki sintaks yang mendekati bahasa manusia. Jadi, bahasa tingkat tinggi lebih mudah untuk dipelajari. Meski demikian, biasanya bahasa tingkat tinggi menghasilkan ukuran kode yang lebih besar jika dibandingkan dengan bahasa assembly. Bahasa tingkat tinggi membutuhkan perangkat lunak kompiler untuk menerjemahkan kode menjadi bahasa mesin. Contoh bahasa pemrograman tingkat tinggi yaitu bahasa C dan basic.
Bahasa C membutuhkan software compiler untuk diterjemahkan ke bahasa assembly, file ASM kemudian decompile lagi menggunakan assembler untuk memperoleh file *.HEX. File HEX tersebut yang dimasukkan ke mikrokontroler menggunakan perangkat lunak pemrogram melalui perantaraan kabel paralel atau pun serial. Saat ini banyak dikembangkan compiler untuk beberapa bahasa pemrograman tingkat tinggi yang bisa digunakan pada pemrograman mikrokontroler. Untuk mikrokontroler keluarga AVR, perangkat lunak pemrograman yang bisa digunakan antara lain AVR studio dari Atmel, SDCC ( Small Device C Compiler) dari Sandepp Duta, Bascom-AVR (Basic Compiler) dari MCS Electronics, CodeVision AVR dari HP InfoTech dan WinAVR serta yang terbaru ada Arduino.
0 on: "Mengenal Jenis - jenis Bahasa Pemrograman Mikrokontroler"